Selasa, Oktober 06, 2009
Burger Batok, Rasa Barat Isi Lokal
JAKARTA--Ada makanan khas barat tapi tetap mengusung rasa nasionalisme. Tidak percaya? coba kunjungi kedai burger batok di bilangan kalimalang, Jakarta Timur. Kedai ini, menurut sang empunya, memang menyajikan makanan khas barat dengan memadukan isi lokal.
Ketika jumlah franchise makanan barat merajalela, masyarakat cenderung dihinggapi kebosanan dan ingin sesuatu yang berbeda--plus sedikit nyeleneh. Itulah latar belakang pemikiran Indriasari, sang pemilik, untuk mendirikan Burger Batok.
Dari namanya saja sudah mengandung dua kata dari asal berbeda. Burger identik dengan panganan barat, sementara Batok merupakan kata yang berasal dari Bahasa Jawa, berarti tempurung kelapa.
Hasilnya, menu-menu unik pun tercipta. Salah satu menu "nyelenehnya" adalah burger Batok. Jika biasanya burger dihidangkan di atas piring atau kertas maka kali ini burger disajikan di dalam batok. Uniknya, sayur makanan ini bukanlah daun selada, melainkan irisan kol segar. Tapi rasanya, tak berbeda jauh bahkan lebih nikmat.
“Saya mau buat burger yang bernuansa Indonesia. Burger dimasukkan dalam batok baru dihangatkan dalam microwave, ” papar Indriasari sang pemilik, seperti yang dikutip dari burgerbatok, Kamis (1/10).
Kalau anda pilah isinya, secara urutan memang tak beda jauh dengan versi asli. Pertama, roti bulat khusus untuk burger dibelah dua, kemudian masukan kol dan timun dimasukkan. Disusul daging sapi lokal yang telah digoreng dan dioleskan mentega. Uap panas daging akan terhalangi tangkup roti yang lain. Burger tadi lalu dibungkuskan kertas dan dimasukan kedalam wadah batok kelapa yang bulat mulus.
Batoknya pun tak sembarang, karena terdapat ukiran. Setelah itu, burger bersama batok dimasukan kedalam mesin pemanas selama 30 detik. Hasilnya, burger menggugah selera siap menantang lidah anda.
Rasa tidak biasa saat gigitan mengenai mayones. Bila, mayones biasa tidak berasa manis justru mayones buatan Burger Batok cenderung manis. Tapi itu yang membuat cita rasa burger semakin "nyes". Bila anda pandai memadukan takaran saus dan mayonies, maka anda menemukan rasa yang tak kalah dari burger "mini bigmac", salah satu franchise makanan siap saji.
Guna menambah seru kesan unik, kedai ini juga memberikan sederetan menu "nyeleneh" tapi oke punya. Salah satunya, bir pletok. Tapi jangan bayangkan versi aslinya. Sebab, bir pletok versi Burger Batok lebih nabrak.
Masih terbuat dari jahe dan gula merah, pada versi ini ditambahkan topping es krim vanilla dan mesis coklat. Panasnya jahe seolah direndam es krim vanila yang menyejukan. Tabrakan tidak nyambun? Oh justru paduan kontras itu terasa nikmat dilidah.
Coba juga, menu lainnya yang tak kalah nyeleneh. Semisal, Mbah Spageti (spaghetti) dan Pakde Hotdog. Belum lagi, menu Bloger, persilangan kebab dan burger. Istimewanya lagi meski bernama kebarat-baratan harga dan rasanya lokal punya. Semua produk itu dijual seharga Rp 8.000 hingga Rp 11.000 per porsi.
Bosan dengan yang berbau barat, anda bisa coba yang benar-benar rasa lokal. Ada nasi goreng rakyat, nasi goreng swadaya, alias nasi goreng zaman baheula. Semua berbahan asli lokal serta dimasak dengan wajan panas yang mungkin bermerk lokal plus bercampur sayuran lokal, yakni pete dan kol. Harganya pun relatif murah berkisar Rp 9.000 per porsi.
Belum cukup dibuat geleng-geleng, ada satu lagu menu ajaib bernuansa seram yang layak dicoba. Sebutannya, Kopi Kuwalat. Penyajiannya lagi-lagi membuat anda tersenyum simpul.
Pelayan akan menyuguhkan kopi terbalik, di mana bibir gelas menempel di tatakan. Cara meminumnya tentu dengan sedotan terbalik juga. Penyajian macam ini memang bukan hal baru, beberapa daerah di Jawa Timur, juga kerap ditemukan hal serupa.
Tapi, bagi anda yang belum tahu, lebih baik tak usah membayangkan. Lebih mantap bila anda mencoba sendiri langsung.
Tidak meringis dengan tampilan menu, anda akan diuji nyali tidak tertawa saat melihat aneka poster yang ada diwarung ini. Sebagai contoh, pada bagian dinding tertulis," Burgernya OKE. Makanan lain OKE. Yang lebih OKE pasti pembelinya. Pinjami uangmu sekarang, nanti tak tukarken burgerku.1 Porsi belum terasa silahkan coba 2 porsi. Masih belum terasa, itu yang kami suka,". Nah lho?
Usaha Banting Setir
Sebelum seperti sekarang, Burger Batok, menurut penuturan pemilik, tak lebih dari usaha kuliner lain yang nafasnya terengah-engah menghadapi kompetisi luar biasa ketat. Burger Batok bisa dibilang keputusan banting setir yang mulai menuai hasil. Indriasari mengaku keluar dari tempat kerjanya di sebuah perusahaan farmasi demi membuka usaha.
Bermodal uang 70 juta, ia bersama suami pun mendirikan Burger Batok pada 7 Maret 2008. Pertama menu yang dimiliki hanya burger. Kemudian usahanya mengalami divertifikasi menu dan menjadi besar hingga kini.
“Di hari biasa, keuntungan Rp 500 ribu, pada akhir pekan bisa mencapai Rp 1 juta," ungkap Indriasari. Kini ia memiliki dua gerai di Jakarta, selain di Kalimalang, Indriasari juga membuka Burger Batok di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang. Satu lagi di Surabaya, tetapi waralaba. cr2/itzSumber :